Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk interaksi sosial. Salah satu aplikasi AI yang semakin populer adalah sebagai teman virtual. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi persepsi, preferensi, dan dampak penggunaan AI sebagai teman virtual melalui survei terhadap 330 responden dari berbagai latar belakang usia dan profesi. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik Porpusive sampling dengan rentang usia 16-60 tahun. Penelitian ini menggunakan model TAM sebagai acuan dasar untuk menyelesaikan masalahnya. TAM memiliki empat konstruksi utama: persepsi kemudahan pengguna (perceived ease of use), persepsi kegunaan (perceived usefulness), sikap pengguna (attiude torward using) dan pengguna sebenarnya (actual usage). Hasil survei menunjukkan bahwa secara keseluruhan 72% responden merasa nyaman berinteraksi dengan AI sebagai teman virtual, terutama dalam kepuasan penggunaan AI. Namun, 53,3% responden mengungkapkan kekhawatiran terkait data privasi dan 30,2% reponden takut ketergantungan emosional pada AI. Penelitian ini menyimpulkan bahwa AI sebagai teman virtual memiliki potensi besar untuk memberikan dukungan emosional dan sosial, namun perlu adanya regulasi dan etika yang jelas untuk mengatasi tantangan yang muncul sehingga penggunaan AI bisa lebih jelas manfaatnya.
This study aims to examine the effect of self-esteem on narcissistic tendencies among Instagram users at SMK Negeri 41 Jakarta. In the current digital era, social media platforms like Instagram play a crucial role in adolescents' lives, potentially influencing their self-perception and social interactions. This research employs a quantitative method with a survey design to identify and analyze the impact of self-esteem on narcissistic behavior among students using Instagram at SMK Negeri 41 Jakarta. Data were collected using a questionnaire from a population of 281 individuals, selected through random sampling techniques and the Slovin formula. The instrument used was a questionnaire adapted from relevant theses. Data analysis involved normality and linearity tests. The normality test results showed a sig. (2-tailed) value for self-esteem of 0.001 and for narcissism of 1.802. Since the Asymp. sig. (2-tailed) values for both self-esteem and narcissism are greater than 0.05, the data are normally distributed. Additionally, the linearity test showed an F (Linearity) value of 46.354, which is greater than 0.05, indicating a significant linear relationship between self-esteem (X) and narcissistic tendencies (Y).
The Relationship Between Self-Regulation and Narcissistic Tendencies Among Students
Khofifah Wahyu Maharani, Azukaego Ifeoma Eluemuno
The purpose of this study is to describe the relationship between Self-Regulation and Narcissistic Tendency in students with the research subject consisting of 70 students who are in the social sphere, the majority of whom have a sense of efficacy to anticipate themselves through social media. Posting their activities and personal life through social media in the hope of getting notice or praise from others reduces the sense of empathy, self-esteem, and self-control included in the self-regulation system. Data collection in this study uses the Self-Regulation scale and the Narcissistic Tendencies Scale. The data analysis techniques used were the normality test through SPSS statistic 25 (sig. 0.200 > 0.05 value) and the linearity test (sig. 0.307 > 0.05 value). From the value of the Pearson correlation test, it is known that the significance value of -0.827 > 0.05 between the two variables can be said to be a relationship between the self-regulation variable (X) and narcissistic tendency (Y) which means that the relationship is strongly correlated and has a negative effect.
Peran Pengasuhan Orang Tua di Era Digital Dalam Mengantisipasi Bahaya Smartphone Pada Otak Anak
Fijriani Fijriani
Internet sudah menjadi kebutuhan pelajar dalam menyelesaikan tugas sekolah. Namun internet juga memberikan dampak negatif pada anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, 1) Gambaran penggunaan gadget yang berlebihan oleh anak, 2) Dampak negatif kecanduan gadget pada anak, 3) Peran pengasuhan orang tua di Era digital. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode naratif. Partisipan dalam penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak usia sekolah, yang merupakan binaan Rumah Keluarga Indonesia (RKI) kecamatan Makasar, Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan pedoman wawancara sebagai alat bantu dalam pengumpulan data. Kemudian data dianalisis dengan menggunakan model interaktif dari Milles & Huberman dengan tahapan reduksi data, display data, dan simpulan berupa gambar. Hasil Penelitian ini adalah : 1) Penggunaan gadget pada anak usia sekolah saat ini lebih intensif terlebih pasca pendemi, dimana anak-anak pernah melalui masa sekolah online yang mau tidak mau para orang tua memfasilitasi anak dengan gadget dan kuota internet. Sehingga anak terbiasa mengakses bebas internet. Bahkan, sebagian besar anak-anak sudah masuk dalam kategori kecanduan penggunaan getget. 2) Dampak negatif penggunaan getget yang bisa dirasakan saat ini, terutama oleh orang tua adalah, anak-anak jadi susah dikontrol, menjadi anti sosial, terkesan tidak peduli dengan dunia sekitarnya, cenderung emosional, bahkan dunia maya yang mudah diakses saat ini, menjadi jembatan anak-anak dengan dunia kekerasan, bulliying, dan juga pornografi. 3) Peran pengasuhan yang bisa dilakukan orang tua adalah, memahami teknologi, menjalin komunikasi yang erat, mengajarkan keamanan, mengatur penggunaan waktu yang seimbang, dan menjadi panutan yang baik, orang tua dapat membantu anak untuk mengembangkan kemampuan teknologi yang bijak.
Profile of Unconditional Positive Regard and Counselor Sincerity in Growing Interest in Counseling Based on Student Perspective
Raihan Ahlul Firdaus
The counselor's personality is very important for establishing a therapeutic relationship with the counselee, such as the personality according to Carl Rogers, namely unconditional positive regard and sincerity, the counselor can develop a good relationship with the student/counselee so that the counselee has an interest in conducting counseling to solve problems. The aim of this research is to determine the profile of unconditional positive regard and sincerity in fostering interest in counseling at SMK Muhammadiyah 2 Surabaya. This research used 68 students as subjects using random sampling techniques. For this research instrument, the researcher used a sincerity and unconditional acceptance questionnaire based on Rogers' theory. The data analysis technique uses descriptive percentages, based on the results of this research, it shows that a) n-conditional positive regard based on students' perspectives is classified as very high with a percentage score of 64.7%, while b) counselor sincerity based on students' perspectives is classified as high with a percentage score of 61.8%. This research shows that the counselor's unconditional positive regard and sincerity have a positive impact on fostering interest in counseling.